Lagi hobi banget ndengerin "Given Up"-nya Linkin Park.
Aku capek. Dalam arti yang sesungguh-sungguhnya. Luar dalam.
Udah sebulanan ini begitu, dan aku stuck. Ini adalah suatu titik dimana aku nggak tau lagi aku harus gimana. Bentar, sebelum aku curhat yang ala-ala, entah bakal berujung kemana, aku mau pamer capek fisik dulu. Hehe.
Tadi abis hedon secara insidental sama si Icak ke Chimory. Nggak ada niat ke sana, sumpah! Kita niatnya mulia mau tracking di entah di mana itu si Ichak yang rekomen tapi kampr*tnya (yang entah gimana kok ya nggak nyesel) kita diserbu ujan deres gitu. Udah coba bertahan, waktu itu kami udah ngelewatin depan Chimory, bener-bener udah lanjut. Tapi apalah daya ujan makin parah jadi yaudah kami langsung balik aja dan masuk ke Chimory. Sampe Chimory ujan beneran. Berhubung dari pagi emang belum makan (baru makan tim tam wafer yang seribuan doang satu sama sekotak kopi), yaudah deh laper deh kan. Waktu kami tiba udah sekitaran jam makan siang. Kami pun berhitung dengan keadaan (dompet). Setelah sepertinya finansialku bisa menutup nafsu kami berdua (dengan perhitungan sampe gaji bulan ini turun, yaitu awal bulan depan). Kami langsung cabs aja belanja coklat sama makan hedon (*di sana makanan paling murah di atas 25 ribu dan itu appetizer doang hahaha <~ ketawa penuh arti). Akhirnya kami enjoying aja deh.. (Tapi sumpah, ini kayaknya ada yang salah sama otak gue. Nggak ada penyesalan gini! Dasar wanita).
Aku pamerin beberapa foto narsisme hari ini yak.
Ini beberapa coklat dari produk barunya Chimory. Brandingnya asik banget! Kalian harus ke sana. |
Satu dari beberapa menu hedon yang kami pesan. Enak bangeeets! |
Itu di bawahnya banyak anak-anak SMP pada foto. Demi kenyamanan mata kita bersama, aku crop segini nggak papa ya. |
Udah ah. Itu aja. Next-nya aku mau curhat. Jadi kalo kalian lagi males/PMS/apapun alasannya, kalo mau cabs bisa dari sekarang. Aku udah ngasih peringatan lho ya.
Mulai dari mana ya?
Pertama, aku mau bilang. Mungkin postingan ini bakal jadi panjang, atau mungkin pendek. Mungkin (dan semoga) aku bisa ngeshare entah apa yang bener-bener mengganggu akhir-akhir ini, atau mungkin juga tidak dan akan berakhir menjadi tulisan yang membingungkan. Yang harus kalian tahu, siapapun yang mungkin nyasar ke sini, adalah aku nggak peduli. Aku cuma mau cerita. Aku akan sangat berterima kasih kalau mungkin akan ada saran, tapi kalaupun nggak ada, seenggaknya (semoga) aku akan bisa lebih rileks. Karena besok adalah Senin.
Aku akhir-akhir ini berpikir apa yang salah denganku. Mungkin ini caraku mengenali diriku sendiri? Mungkin. Aku akan cerita random. Semoga tidak mengganggu.
Malam ini harusnya aku menyelesaikan digitalize logo plus konsep brand buat The Client (beri aku waktu untuk memutuskan apakah aku berani cerita tentang "the client" ini atau tidak. Nanti ya), aku juga harus nyiapin draft konsep desain kemasan buat klien satunya (yang dipresentasiin besok malem), dan nyiapin juga konsep media promosi untuk klien yang satunya lagi (yang secara bersamaan di-meeting-in besok malem juga), sementara itu besok pagi aku harus ke kampus ketemu Bu Ercil (dosen pembimbing TA-ku) buat ngasih proposalku yang secara ajaib nggak ada di tangan beliau dan kayaknya sambil cuap-cuap dikit. Bentar aja karena harus lanjut meeting di Solo Baru buat nyiapin pameran ke Jakarta. Dan sekarang bukannya ngerjain semua itu, aku malah ngeblog. Padahal badan udah capek parah.
(Mungkin) di situ akhirnya aku merasa "capek". Itu adalah jadwalku hampir setiap harinya. Pergi pagi jam 9an baru balik menjelang tengah malam. Oke, balik dari kantor sih sore cuma biasanya lanjut nongkrong berkedok kerja di manapun. Biasanya ditemenin Icak karena dia juga harus ngerjain kerjaan dia. Udah gitu ntar paginya diulang lagi.
Awalnya aku have fun aja tapi lama-lama begitu mulai terpetakan dan membentuk kebiasaan, aku mulai bosen. Mulai capek. Dari situ juga mungkin akhirnya aku dipaksa mulai memaknai "work hard, play hard". Sekeras apapun kamu main buat nutup stres kerjaan, tetep nggak sebanding.
Aku masih kerja sama Mastil. Yang tadi aku bilang di Solo Baru itu, aku bantuin Mastil di sana. Lainnya, aku freelance. Tapi freelance-ku cuma semacam "pelarian" aja buat have fun setelah seharian bosen di kantor. Aku udah pernah ditanyain Mastil, "Kamu mulai bosen, ya?" dan aku jujur jawab iya. Pas dia nanya lagi, "Gimana dong biar kamu nggak bosen?" di situ yang aku nggak tau. Dan karena aku nggak tau, aku menahan diri untuk mengeluh terkait hal itu di depan Mastil atau orang-orang terkait. Cuma ke Icak aja aku nyampah. Plus di sini.
Kemaren Sabtu adalah puncak parah aku bosen semati-matinya. Pagi-pagi entah kesambet apa aku ngeWA Mastil,
Aku : "Kenapa sih kita Sabtu nggak libur aja?"
Mastil : "Kenapa sih kita nggak berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian?"
Aku : "Berenang ke lautan."
Mastil : "Nah... that's a spirit girl! So, would you come today?"
Aku: "I always do, you know it. No matter how bored I am, I always come." Aku hapus, aku ganti "iya" sent.
There's no way back
Ini masalahku sendiri jadi aku harus selesaikan sendiri. Aku nggak mau mengeluh di depan Mastil meskipun dia kemarin bilang, "Mengeluh aja, Peh. Nggak papa kok." apa yang mau aku keluhkan? Bahwa aku capek? Manja banget? Cuma gini doang, aku pasti bisa handle lah. Dan itu yang selalu aku serukan sebulanan ini, "I can handle it." dan nyatanya sampai aku nulis ini aku masih gagal. Semacam... aku terbelah-belah menjadi beberapa bagian dengan masing-masing bagian menyerukan pendapat mereka masing-masing. Ada bagian yang selalu bilang, "Ayolah, cuma gini doang. Nggak usah manja." ada yang bilang, "Kamu butuh berenti dulu beberapa waktu. Kamu sama sekali belum libur dari sebelum KKN lho." dan yang lain, "Kabur aja, yuk?" ah, entahlah. Aku hanya sedang struggle untuk membuat mereka lebih akur.
Aku iri dengan kalian masih punya waktu tenang untuk tidur siang. Aku tau itu terdengar sepele tapi serius, itu precious. Aku tau aku nggak boleh mengeluh tapi kalau aku nggak boleh mengeluh dimana pun lalu bagaimana aku menyelesaikan ini? Jadi aku tidak peduli. Silakan kalau kau menuduhku pengeluh. Untuk saat ini aja, aku nggak akan peduli.
Seandainya capekku hanya masalah waktu dan kerjaan, mungkin benar saran kalian bahwa piknik sehari dua hari maka semua beres. Ini lebih dari itu. Ada prinsip-prinsip yang mulai rapuh dan susah payah aku pertahankan. Ada distraksi-distraksi yang aku nggak punya kuasa untuk menghindar. Ada dosa-dosa yang setiap hari secara sadar aku lakukan. Mungkin dari sana semua "capek" ini berasal.
Mungkin aku bukan capek, mungkin hanya sesederhana bosan. Atau mungkin sebenarnya tidaklah selebay itu. Mungkin ini hanya fase memasuki dunia orang dewasa. Ya, aku lebih suka menganggap demikian. Setidaknya itu membuatku merasa tidak seberdosa itu.
Kok so isinya depresi sekali mba? :'D
BalasHapusAku malah lebih parah darimu mba, kerjaanku santai-santai mulu :((
Eniwei, ukuran fontnya kelewat kecil loh mba, agak susah dibaca.
Iyaaaaaa TT^TT
HapusKok kita sedih ya? Njomplang gini.. Kamu nggak pengen bantuin aku Bik? :(
Sekarang gimana? Udah enak dibaca belom?
Kenapa kita berbeda, hahaha
HapusAku bisa bantu apa mba?
Udah mba :D sip!
Berbeda tapi sama2 "galau" (soal aktivitas lho Bik bukan galau yang lain2 haha).
HapusBantuin aku mengerjakan semua omong kosong ini, Bik! Sudikah? :')
Kan aku gak nyebut galau yang lain mba, haha
HapusHarus ada upahnya mba.
capek itu mungkin karena terlalu memaksakan diri, memaksakan keadaan atau apa yang terkadang memang harus dilakukan... atau entahlah, sulit ditulis secara emosional, aku juga pernah merasa seperti itu :)
BalasHapusIya nih.. Tapi aku bener-bener stuck. Dulu kamu ngapain buat mengatasi itu?
Hapusi'd just gonna say one word..
BalasHapusberistirahatlah
there's once wisemen said,if you struggle so hard,it means you don't give your mind and body some enough rest...give yourself some 'me' time...
Hey, terima kasih. Maaf baru sempat buka.
HapusBut, I did it, anyway. And you're right. But, "istirahat" di sini has a deep meaning than I thought. Thanks for the advice. I really appreciate it.. :D