Senin, 19 Oktober 2015

Playlist

Akhir-akhir ini playlist penuh sama lagunya Muse. Dari album showbiz sampe Drones. Di kantor juga streaming lagunya Muse. Pas istirahat download konsernya Muse. Ini pertama kalinya lho aku nonton konser (nggak langsung), sampe download segala pula.

Sebenernya kalo ngomongin suka, udah lama suka lagu-lagunya Om Matt dkk itu. Dari SMP kalo nggak salah. Itu lama, lho! Tapi bukan berarti aku setua itu juga sih. Tapi ya udah, cuma sebatas suka aja terus udah. Aku nggak pernah liat video klipnya, apalagi konsernya. Aku bukan tipe yang harus selalu update liat video klip sih, makanya emang nggak pernah liat. Terus kenapa baru sekarang menggandrungi band rock alternative dari Inggris itu?

Sebenernya pemicunya pas karaokean sama temen-temen kantor kemaren. Jadi waktu itu aku ngeplay lagunya Muse yang Psycho dan nggak ada yang tau! Sekali lagi, NGGAK ADA YANG TAHU! Aku bilang, “Sumpah, kalian nggak tau?”  dan mereka balik pandang dengan muka cengoh. Aku syok. Padahal dari album itu release aja udah nongkrong di playlistku full sampe berbulan-bulan, dan mereka nggak ada yang tau?! Aku jadi berasa alien. Kok aku mendadak sedih, ya.. :’(

Mau nggak mau kan aku jadi mikir, ini apa aku nggak normal yah kalo suka Muse? Nah, terus aku inget ucapan Senior Designer di kantor yang bilang, “Kalo mau liat penyanyi itu bagus apa enggak, liat dia pas konser. Kalo bagus, berarti dia emang bagus.” Aku berpikir keras sembari ngbayangin donat kapucino. Oke, aku akan coba liat konsernya Muse (sebenernya lebih buat nyari alasan kenapa aku bisa suka sama Muse). Esoknya begitu laptop konek wifi kantor langsung buka yutup (bukannya email seperti yang seharusnya) terus streaming konsernya Muse. Dan…. aaan*iiiiiir, aku jatuh cinta! Fix, jatuh cinta! Nggak cuma level “suka” lagi sekarang. Kayaknya misi rahasiaku sebulan kedepan mau ndonlotin semua video klipnya Muse sekonser-konsernya deh. Gila, Matt bisa keren banget pas live gitu! Oh, Goood, kemana aja aku seumur hidup ini?! Akhirnya seharian cuma bisa ngefak2in Om Matt, Om Dom, sama Om Christ, gara-gara aksi panggung mereka yang kam*ret. Dari situ langsung mulai donlotin video klipnya. Iya, harus donlot karena nontonnya harus di kosan. Bisa dibunuh Bos kalo ketauan yutupan (yang nggak berhubungan sama urusan kantor) pas jam kerja.

Sebenernya bukan cuma aksi panggung sama video klipnya aja yang bikin tambah cinta sama Muse tapi liriknya (yap, baru sekarang aku bener-bener “ndengerin” liriknya hahaha. Dari dulu cuma dengerin aja sambil lalu, nggak diresapi), musiknya, orangnya, cara mereka bermusik, halah semuanya. Terutama sih liriknya. Aku penyuka lagu-lagu yang nggak melulu ngomongin cinta. Playlistku penuh sama lagu-lagu (yang selain muse, ya) yang bawain kritik sosial, politik, dsb. Kayak punyanya Scorpions yang Under The Same Sun, Hoobastank – If I Were You, System of Down – Bring Your Own Bomb, dsb dsb. Emang random sih. Lagu dari jaman kapan sampe kapan disatuin di satu playlist. Belum lagi lagunya Frau terus dibanting ke Jogja Hiphop Foundation, balikin ke Scorpions, hahaha. Random deh. Nggak cuma satu orang yang “sedih” liat playlistku. Tapi kan tiap orang punya kesukaan masing-masing, ya kan? Lagian nggak ada aturan juga kan playlist harus gimana.

Dulu pas awal-awal album Drones release, aku suka banget sama yang Psycho (sampe sekarang sih, hehe). Sumpah, itu lagu jahat-jahat seksi gimanaaa gitu. Coba deh dengerin. Oiya, kalian pernah denger teori gini nggak sih, yang katanya playlist kita mewakili karakter kita. Emang iya? Aku langsung mikir, “Erm, aku nggak psycho kan?” Nggak tau deh itu teori bener apa enggak karena playlistku ya apa yang lagi pengen aku dengerin saat itu. Kadang playlist penuh sama Yiruma. Kadang orchestra, kadang klasik, kadang musik-musik jadul kesukaan emak atau bapakku. Ya gitu deh. Pernah, playlistku isinya London Bridge is Falling Down dan teman-teman. Hehe.

Jadi menurutku, kita sah-sah aja kok mau nyusun playlist kek gimana. Aku juga menghormati pilihan lagu kalian. Gimanapun kan kita punya selera musik (dan memori tentang musik) sendiri-sendiri kan? Selama kita enjoy, ya udah nggak usah pikirin orang mau ngomong apa tentang playlist kita. Cowok playlistnya full lagu galau (atau sekalian boyband korea) juga sama sekali nggak salah, nggak melanggar hukum. Aku punya temen-temen cowok yang suka korea-koreaan dan mereka (kayaknya) nggak homo kok. Begitu juga cewek, playlistnya lagu yang.. ehem, bagi sebagian orang bilang “berisik” juga oke-oke aja kok. Selama playlist nggak punya gender, dan dunia ini masih terbebas dari diskriminasi gender, kita masih bebas merdeka menikmati susunan playlist kita.

*Tapi serius deh, harusnya kalian masukin Muse ke playlist kalian.

6 komentar:

  1. aku seneng yg madness mba, musiknya nyuci otak

    BalasHapus
  2. Seksi ya bik? :'D Dulu pas album 2nd Law keluar juga yg pertama aku suka yang itu bik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoi banget, udah lama gak ngikutin muse tapi, terakhir SMA :(

      Hapus
    2. Ah, sayang biiik.. kamu harus denger yang album Drone Bik!! Gilak, itu jahat2 seksi gimanaaa gitu hehe.. serius deh..

      Hapus
    3. Boleh sih Biik.. tapi kamu yakin nggak mau memanfaatkan wifi kantor buat ngedonlot Om Seksi itu hahaha

      Hapus

any advice?