Cinta…
Kata Bin al-Qayyim: “Cinta tidak dapat didefinisikan dengan jelas, bahkan bila didefinisikan maka tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas.”
Kata Ibnu ‘Arabi : “Jika seseorang mengaku bisa mendefinisikan cinta, jelaslaj ia masih belum mengenalnya. Jika ada orang yang berkata, ‘aku sudah kenyang dengan cinta’, ketahuilah, ia masih buta tentang cinta; karena tak seorang pun dikenyangkan oleh cinta.”
Cinta sangat sulit didefinisikan , tetapi sebaliknya, cinta sangat mudah untuk dirasakan.
C.G Jung (1875-1961 M), seorang psikiater Swiss yang, telah bekerja sama dan akhirnya berpisah dengan Sigmund Freud, terus mengembangkan kajiannya sendiri tentang psikionalisis, berkata: “Aku kerap dihadapkan pada misteri cinta, dan tak perrnah kuasa menguraikannya…seperti halnya sesuatu yang terbesar dan yang terkecil, terjauh dan terdekat, tertinggi dan terendah, kita tidak bisa membahas satu segi saja dan tidak memperhitungkan yang lainnya. Tak ada bahasa yang sanggup menerjemahkannya. Apapun kata orang mengenainya, tak ada kata yang bisa menafsirkannya dengan tepat.”
Erich Fromm (1900-1980), oakar psikoanalis dan filsuf social amerika kelahiran Jerman, berkata: “Cinta sebenarnya adalah sebuah perasaan yang sangan isatimewa; dan tatkala seseorang punya kemampuan untuk mencintai, dia harus mengeluarkan seluruh daya upaya untuk meraihnya.”
Muhsin Labib berkata: “ cinta natural adalah cinta besyarat, seperti cinta kita terhadap sahabat sebab ia bersikap baik pada kita. Sedang cinta mistikal tidak bersyarat. Ia cukup mencintai tetapi tidak butuh dicintai.
Cinta untuk cinta: cinta yang hanya mempunyai sepasang mata yang hanya melihat keindahan, kententraman, dan kebahagiaan kekasih tanpa mempedulikan apakah kekasih menerima atau menolak, berpaling atau menghinakan si pencinta.
Menurut Ibnu Arabi: Keindahanlah yang mendatangkan cinta. Bukan Cinta yang mendatangkan kebahagiaan.
Cinta sejati adalah cinta uang membakar ego, yaitu sifat yang mementingkan diri sendiri, rasa ingin memilikidan rasa yang semisal itu. Cinta, pertama-tama bukan soal hubungan dengan seseorangatau sesuatu tetapi cinta merupakan suatu orientasi karakteryang memntukan hubungan seseorang dengan dunia secara keseluruhan dan bukan hanya terhadap suatu objek tertentu. Jika seseorang mencintai seseorang tetapi tidak memiliki kepedulian terhadap hal lain. Hal itu tidak laying disebut cinta.
Tugas cinta adalah memberangus sifat egois. Oleh karena itu, barang siapa yang masih menyimpan sifat egoistis dalam dirinya, ia belumlah mengenal cinta Dan barang siapa yang mengatakan bahwa sifat egoism adalah sifat yang tidak mungkin bisa dihilangkan di dalam cinta, ia telah teperdaya oleh nafsu rendah dan hinanya, dan apabila ia sampai memiliki kekasih, maka kekasih hanyalah objek yang ditindas dan dizhalimi.
Demikianlah para pembaca. Sedikit pembahasan mengenai cinta. Aku ngambil tulisan-tulisan di atas adalah dari buku yang berjudul Pacaran Setengah Halal Setengah Haram karangan Muhammad Muhyidin. Oleh karena itu, jika ingin membaca lebih lengkap, belilah buku yang saya sebut barusan. Terima kasih….J
oh God...
BalasHapus